Senin, 12 Mei 2014

makalah pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil)


BAB I
PENDAHULUAN

Pohon kelapa sering disebut pohon kehidupan karena sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia diseluruh dunia. Hampir semua bagian tanaman kelapa memberikan manfaat bagi manusia. Beberapa jenis produk yang dapat dihasilkan dari tanaman kelapa ini antara lain santan, gula, air kelapa segar, lidi, janur, arang aktif, daging kelapa, sabut, minyak kelapa dan industri kerajinan tangan. Bahkan limbah pengolahan minyak kelapa pun masih dapat digunakan sebagai pakan ternak.
 Minyak kelapa merupakan minyak yang diperoleh dari kopra (daging buah kelapa yang dikeringkan) atau dari perasan santannya. Kandungan minyak pada daging buah kelapa tua diperkirakan mencapai 30%-35%, atau kandungan minyak dalam kopra mencapai 63-72%. Minyak kelapa sebagaimana minyak nabati lainnya merupakan senyawa trigliserida yang tersusun atas berbagai asam lemak dan 90% diantaranya merupakan asam lemak jenuh. Selain itu minyak kelapa yang belum dimurnikan juga mengandung sejumlah kecil komponen bukan lemak seperti fosfatida, gum, sterol (0,06-0,08%), tokoferol (0,003%), dan asam lemak bebas (< 5%) dan sedikit protein dan karoten.
 Minyak kelapa kaya akan asam lemak berantai sedang (C8 – C14), khususnya asam laurat dan asam meristat. Adanya asam lemak rantai sedang ini (medium chain fat) yang relatif tinggi membuat minyak kelapa mempunyai beberapa sifat daya bunuh terhadap beberapa senyawaan yang berbahaya di dalam tubuh manusia. Sifat inilah yang didayagunakan pada pembuatan minyak kelapa murni (VCO, virgin coconut oil).
Minyak kelapa murni (virgin coconut oil) merupakan minyak kelapa yang dihasilkan dengan sebuah proses alamiah tanpa menggunakan zat kimia atau bahan sintetik lainnya yang tidak mempunyai efek samping bagi tubuh. Minyak kelapa murni mengandung senyawa-senyawa aktif yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Senyawa-senyawa aktif tersebut antara lain tokoferol, dan beberapa jenis asam lemak seperti kaproat, kaprilat, kaprat, dan laurat. Tokoferol berkhasiat sebagai antioksidan sehingga dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan menangkal radikal bebas. Manfaat yang luas dari minyak kelapa murni tidak hanya digunakan sebagai pengobatan, tetapi juga untuk perawatan dan kecantikan kulit. Minyak kelapa murni mengandung antioksidan tinggi yang berkhasiat sebagai anti radikal bebas dan anti penuaan pada kulit.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Virgin Coconut Oil (VCO)
Virgin Coconut Oil atau minyak kelapa murni dihasilkan dari buah kelapa tua yang segar atau baru dipetik, bukan terbuat dari kopra seperti minyak kelapa biasa, dan proses pembuatannya pun tidak menggunakan bahan kimia dan pemanasan tinggi. CODEX Alimentarius mendefinisikan minyak kelapa murni sebagai minyak dan lemak makan yang dihasilkan tanpa mengubah minyak. Minyak diperoleh hanya dengan perlakuan mekanis dan pemanasan minimal, karena tidak melalui pemanasan tinggi maka vitamin E dan enzim-enzim yang terkandung di dalam daging buah kelapa dapat dipertahankan.
Minyak kelapa murni tersusun atas senyawa organik campuran ester dari gliserol dan asam lemak yang disebut dengan gliserida serta larut dalam pelarut minyak atau lemak, berbentuk cair pada suhu 26-350C, tetapi berubah menjadi lemak beku jika suhunya turun minyak kelapa murni dalam keadaan padat, titik lelehnya 24-270C.
Minyak kelapa murni mengandung asam laurat yang sangat tinggi (45-50%), suatu lemak jenuh berantai sedang (jumlah karbon 12) yang biasa disebut dengan Medium Chain Fatty Acid (MCFA), juga mengandung asam laurat yang mempunyai perangkat antivirus yang hebat. Selain mengandung asam laurat juga mengandung asam kaprat, yaitu asam lemak yang memiliki sifat antimikroba yang sangat kuat.
Minyak kelapa murni mengandung Medium Chain Trygliceride (MCT) yang mudah diserap oleh sel, yang selanjutnya masuk ke dalam mitokondria sehingga metabolisme tubuh meningkat. Tambahan energi dari metabolisme tersebut menghasilkan efek stimulasi dalam tubuh terhadap penyakit dan mempercepat penyembuhan dari sakit. MCT adalah asam lemak berantai C6 (kaproat), C8 (kaprilat), C10 (kaprat), dan C12 (laurat). Minyak kelapa murni juga mengandung tokoferol (0,03%) yang berfungsi sebagai antioksidan sehingga menurunkan kebutuhan vitamin E.
Pada pengolahan minyak kelapa biasa atau minyak goreng secara tradisional dihasilkan minyak kelapa bermutu kurang baik. Hal tersebut ditandai dengan adanya kadar air dan asam lemak bebas yang cukup tinggi di dalam minyak kelapa. Bahkan warnanya agak kecokelatan sehingga cepat menjadi tengik. Daya simpannya pun tidak lama, hanya sekitar dua bulan saja. Oleh karena itu, dilakukan serangkaian pengujian untuk memperbaiki teknik pengolahan minyak kelapa tersebut sehingga diperoleh minyak kelapa dengan mutu yang lebih baik dari cara sebelumnya. Minyak kelapa yang dihasilkan memiliki kadar air dan kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening, serta berbau harum. Daya simpannya pun menjadi lebih lama, bisa lebih dari 12 bulan.

2.2    Kekurangan dan kelebihan minyak kelapa murni
Minyak kelapa biasa yang diproses secara tradsional umumnya telang mengalami fermentasi selama lebih dari 12 jam. Oleh karena selama proses fermentas tidak terkontrol maka minyak yang dihasilkan pun mengandung asam lemak bebas. Bahkan kadar airnya sangat tinggi, sehingga minyak yang dihasilkan tidak berbau harum dan cepat tengik. Disamping itu juga warna minyak tidak bening dan daya simpannya pun kurang dari dua bulan.
Berbeda dengan minyak kelapa murni, karena prosesnya terkontrol maka asam lemak bebas dan kadar airnya rendah. Selain itu warna minyak bening dan daya simpannya lebih dari satu tahun. Kekurangannya minyak kelapa murni hanya terletak pada pengolahannya terutama pada tahap mulai terbentuknya blondo.

2.3    Kandungan minyak kelapa murni (VCO)
Virgin Coconut Oil atau minyak kelapa murni mengandung asam lemak rantai sedang yang mudah dicerna dan dioksidasi oleh tubuh sehingga mencegah penimbunan di dalam tubuh. Di samping itu ternyata kandungan antioksidan di dalam VCO pun sangat tinggi seperti tokoferol dan betakaroten. Antioksidan ini berfungsi untuk mencegah penuaan dini dan menjaga vitalitas tubuh.
Komponen utama VCO adalah asam lemak jenuh sekitar 90% dan asam lemak tak jenuh sekitar 10%. Asam lemak jenuh VCO didominasi oleh asam laurat. VCO mengandung ± 53% asam laurat dan sekitar 7% asam kaprilat. Keduanya merupakan asam lemak rantai sedang yang biasa disebut Medium Chain Fatty Acid (MCFA). Sedangkan menurut Price (2004) VCO mengandung 92% lemak jenuh, 6% lemak mono tidak jenuh dan 2% lemak poli tidak jenuh.

2.4    Cara pengolahan minyak kelapa murni
Ada beberapa metode yang digunakan dalam mendapatkan minyak kelapa murni (VCO), yaitu :
1.      Cara Tradisional
Cara ini sudah lama dipraktikkan oleh ibu-ibu di pedesaan. Umumnya, VCO yang dihasilkan digunakan untuk minyak goreng. VCO yang dihasilkan dengan cara tradisional berwarna agak kekuningan dan memiliki daya simpan yang tidak lama. Kandungan antioksidan dan asam lemak rantai sedang juga sudah banyaj yang hilang. Cara pembuatannya yaitu sabut buah kelapa dikupas kemudian dibelah dan daging buahnya dicongkel. Daging buah tersebut dibersihkan dengan air mengalir kemudian diparut. Hasil parutan kelapa di campur dengan air dengan perbandingan 10:6. Endapkan santan sekitar 1 jam sampai terbentuk krim santan dan skim santan. Ambil krim santan dan panaskan hingga mendidih pada suhu sekitar 100-110 C. Matikan api bila sudah terbentuk minyak dan blondo. Lama waktu yang dibutuhkan sekitar 3-4 jam. Minyak yang sudah diperoleh disaring dengan menggunakan kain dan kertas saring.


2.      Cara Pemanasan Bertahap
Cara ini dilakukan untuk menyempurnakan pembuatan VCO cara tradisonal. Minyak yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan cara tradisional. Minyak yang dihasilkan berwarna bening seperti kristal dan memiliki daya simpan yang lebih lama berkisar 10-12 tahun. Kandungan asam lemak tidak banyak yang berubah dan kandungan antioksidannya pun masih lengkap dalam jumlah yang seimbang. Cara pembuatan dengan metode ini sama dengan cara pembuatan dengan cara tradisional, yang berbeda terletak pada suhu pemanasan. Dimana, pada pemanasan bertahap suhu yang digunakan sekitar 60-75 C. Bila suhu mendekati angka 75 C matikan api dan bila suhu mendekati angka 60C nyalakan lagi api. Demikian seterusnya sampai terbentuk minyak dan blondo. Kemudian lakukan penyaringan.

3.      Cara Enzimatis
Cara ini merupakan cara pembuatan VCO tanpa proses pemanasan. Minyak yang dihasilkan berwarna bening seperti kristal. Kandungan asam lemak rantai sedang dan antioksidannya tidak banyak berubah sehingga tidak mudah tengik. Enzim yang dibutuhkan adalah enzim protease, enzim papain (daun papaya), enzim bromelin (buah nanas), dan enzim protease dari kepiting sungai. Cara pembuatan santan sama dengan dua metode di atas. Setelah terbentuk santan diamkan selama 1 jam sampai terbentuk krim dan skim santan. Buang bagian skim santan dengan menggunakan selang. Parut nanas hingga halus. Jika menggunakan daun papaya iris tipis-tipis sampai mengeluarkan getah. Jika menggunakan kepiting sungai maka kepiting tersebut dihaluskan. Campurkan santan dengan enzim bromelin atau enzim papain atau enzim protease kepiting sungai dengan cara diaduk. Diamkan selama 20 jam hingga terbentuk 3 lapisan yaitu minyak, blondo dan air. Buang air dengan selang dan ambil minyak dengan sendok besar secara hati-hati agar blondo tidak ikut. Lalu lakukan penyaringan.

4.      Cara Pengasaman
Cara ini tidak memerlukan pemanasan sehingga minyak yang dihasilkan bening, tidak cepat tengik, dan daya simpannya sekitar 10 tahun. Cara pembuatan santan sama dengan cara diatas. Diamkan santan sampai terbentuk krim dan skim. Buang bagian skim kemudian tambahkan beberapa ml asam cuka kedalam krim santan. Ambil kertas lakmus, celupkan kedalam campuran santan-cuka. Cek pH nya. Jika kurang dari 4,3 maka, tambahkan lagi asam cuka. Jika lebih dari 4,3 maka, tambahkan lagi air. Jika pH sudah cocok diamkan campuran tersebut selama 10 jam hingga terbentuk minyak, blondo, dan air. Buang bagian air dan ambil bagian minyak kemudian lakukan penyaringan.

5.      Cara Sentrifugasi
sentrifugasi merupakan cara pembuatan VCO dengan cara mekanik. Cara ini membutuhkan biaya yang mahal karena menggunakan alat yang mahal. Cara ini lebh cocok digunakan dalam skala besar seperti di pabrik. Waktu yang diperlukan relatif cepat yaitu sekitar 15 menit. Cara pembuatan santan sama dengan yang di atas. Diamkan santan selama 1 jam. Masukkan krim santan kedalam alat sentrifuse. Atur pada angka 20.000 rpm dan waktu pada angka 15 menit. Kemudian nyalakan alat sentrifuse. Diamkan sentrifuse dan diamkan sebentar. Ambil tabung dimana di dalam tabung terbentuk 3 lapisan. Ambil bagian VCO dengan menggunakan pipet tetes.

6.      Cara Pemancingan
Cara ini ditemukan untuk memperbaiki cara-cara pembuatan VCO sebelumnya. Untuk mendapatkan VCO yang baik maka, pada cara ini memerlukan VCO sebagai umpan. Cara pembuatan santan sama dengan cara diatas. Diamkan santan sampai terbentuk krim dan skim. Buang bagian skim kemudian tambahkan VCO kedalam bagian krim dengan perbandingan 1:3. Aduk rata sekitar 5-10 menit. Diamkan  selama 10 jam sampai terbentuk VCO, blondo dan air. Buang bagian air dengan selang. Ambil VCO dengan sendok. Kemudian lakukan penyaringan dengan cara yang sama seperti yang di atas.

2.5    Penilaian mutu minyak kelapa murni (VCO)
Sifat fisik dan kimia minyak merupakan parameter yang sangat berguna untuk menentukan penggunaan yang tepat dari minyak tersebut. Sifat tersebut dapat digunakan untuk mengevaluasi tahapan dari suatu rangkain pengolahan dan mutu minyak.
1.      Sifat fisik minyak terdiri dari warna titik didih, titik lunak, titik luncur (sliping point), titik awal mencair, berat jenis, indeks bias, titik asap, titik nyala, titik api, titik kekeruhan, titik cair dan polimorfisme serta bau dan rasa. Sifat fisik lain diantaranya banyak digunakan untuk mengavaluasi minyak setelah melewati suatu proses pengolahan, misalnya pemanasan. Untuk minyak kelapa murni, sifat fisik yang perlu diketahui adalah warna, kekentalan, titik cair, titik asap dan indeks bias.
2.      Sifat kimia yang paling penting adalah sifat hidrolisis dan teroksida yang masing-masing dapat ditentukan dengan mengukur bilangan asam dan bilangan peroksid. Sifat kimia lain adalah jenis asam lemak yang ditentukan dengan bilangan penyabunan. Sementara sifat kejenuhannya ditentukan dengan bilangan yodium.

Minyak kelapa terdiri dari sekitar 90% asam lemak jenuh dan 10% asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh sebagian besar merupakan asam laurat sehingga minyak kelapa sering disebut minyak laurat. Dibandingkan dengan minyak nabati lainnya seperti minyak sawit, minyak kedelai, minyak jagung dan minyak bunga matahari, minyak kelapa murni memiliki beberapa keunggula n, yaitu kandungan asam lemak jenuhnya tinggi, komposisi asam lemak rantai mediumnya tinggi dan berat molekulnya rendah.

2.6    Pemanfaatan minyak kelapa
Manfaat minyak kelapa murni untuk kesehatan diantaranya ialah mengurangi resiko astrosklerosis dan penyakit terkait, menurunkan resiko kanker dan penyakit degeneratif lainnya, membantu mencegah osteoporosis, membantu mengontrol deabetes, memulihkan kembali kehilangan berat badan, menyediakan sedikit kalori dibandingkan lemak lain, menyediakan nutrisi penting untuk kesehatan, memperbaiki sistem pencernaan dan penyerapan nutrisi, membantu kulit tetap lembut dan halus, membantu mencegah kanker kulit, tidak mengandung kolestrol, tidak menaikkan kolestrol darah, dan tidak menyebabkan kegemukan.
Melihat banyaknya maanfaat tersebut maka minyak kelapa murni digunakan dalam industri farmasi, kosmetika, susu formula, maupun sebagai minyak goreng mutu tinggi. Di filifina, saat ini pemanfaatan minyak kelapa murni lebih difokuskan pada persedian aromaterapi, minyak pijit, produk herbal dan produk perawatan kecantikan. Di India, minyak kelapa murni dimanfaatkan untuk minyak rambut. Sementara di Indonesia, minyak kelapa murni sudah banyak dimanfaatkan untuk produk sampo, deterjen, minyak telon, minyak gosok, dan produk-produk liannya.
Monolaurin yang merupakan bentuk ubahan dari asam lemak didalam tubuh manusia merupakan bentuk senyawa monogliserida. Senyawa ini bersifat sebagai antivirus, antibakteri, dan anti jamur. Monolaurin dapat merusak membran lipida (lapisan pembungkus virus) diantaranya HIV, herpes simplex virus-1 (HSV-1), vasicular stomatitis virus (VSV), visna virus, cytomegalovirus (CMV), dan influenza.
1.      Pemanfaatan untuk pengobatan penyakit
Minyak kelapa murni yang dihasilkan dari hasilkan dari pengolahan kelapa dapat dijadikan obat penyembuhan berbagai penyakit. Namun, manfaat minyak kelapa untuk pengobatan ini di indonesia baru mulai terungkap. Berikut ini berbagai penyakit yang dapat diatasi dengan minyak kelapa murni.
a.       HIV-AIDS
b.      Kanker
c.       Hepatitis/Liver
d.      Osteoporosis
e.       Diabetes
f.       Penyakit jantung
g.      Obesitas
2.      Pemanfaatan untuk kosmetika
Minyak kelapa sudah lama digunakan untuk kulit agar tetap halus, lembut dan mulus serta untuk rambut agar berkilau. Artinya minyak kelapa secara tradisional digunakan sebagai lotio dan hair conditioner. Susunan molekular dari minyak kelapa murni memberikan tekstur lembut dan halus pada kulit dan rambut.
a.       Perawatan kulit
b.      Perawatan rambut

2.7    Standar mutu miyak kelapa
Minyak yang dihasilkan dari proses manapun yang digunakan selayaknya aman untuk dikonsumsi. Secara nasional terdapat standar untuk minyak goreng seperti tertera pada Tabel.
Tabel Standar Mutu Minyak Goreng Berdasarkan SNI - 3741- 1995
No
Kriteria
Persyaratan
1
Bau dan Rasa
Normal
2
Warna
Muda Jernih
3
Kadar Air
max 0,3%
4
Berat Jenis
0,900 g/liter
5
Asam lemak bebas
Max 0,3%
6
Bilangan Peroksida
Max 2 Meg/Kg
7
Bilangan Iod
45 - 46
8
Bilanagan Penyabunan
196 - 206
9
Index Bias
1,448 - 1,450
10
Cemaran Logam
Max 0,1 mg/kg

  


 BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1    Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan minyak kelapa murni adalah sebagai berikut:
1.      Kelapa tua
2.      Ragi tempe “ Raprima”
3.      Aquadest
4.      Air kelapa
3.2    Alat
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan minyak kelapa murni adalah sebagai berikut:
1.      Saringan
2.      Pipet tetes
3.      Cawan porselin
4.      Toples bening
5.      Krus dan tutup
6.      Gelas beaker
7.      Pengaduk
8.      Mufle furnace
9.      Gelas ukur
10.  Gelas arloji
11.  Corong pemisah

3.3    Prosedur Percobaan
3.3.1        Pembuatan mikroba starter
Pembuat starter dibutuhkan santan encer (skim) dicampur dengan air kelapa dengan perbandingan 9 :1 (9 bagian santan encer dan 1 bagian air kelapa). Selanjutnya ditambahkan ragi tempe dengan perbandingan 10:2 artinya 10 bagian santan encer dan air kelapa serta 2 bagian ragi tempe. Kemudian diaduk dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu kamar dan selanjutnya sudah dapat digunakan sebagai starter.
3.3.2        Pembuatan VCO
Tahap pembuatan VCO secara fermentasi sendiri dikelompokkan menjadi tiga yaitu pembuatan santan, pembuatan VCO dan penyaringan.
1.      Pembuatan santan
Adapun tahap-tahap pembuatan santan kelapa secara fermentasi sebagai berikut :
a.       Mengupas serabut kelapa dengan parang atau mesin pengupas kelapa sampai serabut tersebut terpisah daging buah kelapa yang masih terbungkus oleh tempurung kelapa.
b.      Membelah kelapa kemudian congkel daging buah kelapa yang masih merekat pada tempurung menggunakan pisau penyukil.
c.       Mencuci daging buah kelapa, parut menggunakan mesin pemarut kelapa.
d.      Mencampurkan air kedalam hasil parutan dengan perbandingan 1:1 artinya 1 buah kelapa dicampur dengan 1 liter air.
e.       Meremas santan, tujuannya untuk mengeluarkan seluruh kandungan gizi, terutama minyak yang terdapat pada parutan buah kelapa.
f.       Menyaring santan menggunakan alat saring tujuannya untuk memisahkan santan dengan ampas.
2.      Pembuatan VCO
Adapun pembuatan VCO secara fermentasi sebagai berikut :
a.       Mendiamkan santan pada stoples transparan selama 1 jam hingga terbentuk krim santan pada bagian atas dan skim santan krim pada bagian bawah.
b.      Memisahkan krim dan skim santan dengan menggunakn selang.
c.       Krim santan difermentasi dengan menambah mikroba starter. Fermentasi selesai ditandai dengan terbentuknya 3 lapisan yaitu lapisan minyak paling atas, lapisan tengah berupa koagulan protein dan lapisan paling bawah berupa air.
3.      Pemisahan
Pemisahan dilakukan untuk memisahkan minyak dari koagulan protein dan air. pemisahan dilakukan dengan menggunakan alat centrifuge dengan kecepatan putaran 5000 rpm selama 5 menit. Selanjutnya dilakukan penyaringan dengan kertas saring, tujuannya untuk memisahkan partikel terikut sehingga minyak VCO yang dihasilkan jernih.



BAB IV
PENUTUP

4.1    Kesimpulan
Dari makalah yang dibuat maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Virgin Coconut Oil atau minyak kelapa murni dihasilkan dari buah kelapa tua yang segar atau baru dipetik, bukan terbuat dari kopra seperti minyak kelapa biasa, dan proses pembuatannya pun tidak menggunakan bahan kimia dan pemanasan tinggi.
2.      Komponen utama VCO adalah asam lemak jenuh sekitar 90% dan asam lemak tak jenuh sekitar 10%. Asam lemak jenuh VCO didominasi oleh asam laurat. Sehingga minyak kelapa sering disebut dengan minyak laurat.
3.      Metode yang digunakan dalam mendapatkan minyak kelapa murni (VCO) adalah: Pemancingan, Tradisional, pemanasan bertahap, enzimatis, sentifugasi dan pengasaman.
4.      Minyak kelapa murni banyak digunakan untuk dunia farmasi dan kosmetika.
4.2    Saran
1.      Perlu dilakukan proses penyaringan yang lebih baik agar didapat minyak kelapa murni yang lebih bening.
2.      Perlunya peralatan yang lebih baik dalam proses pemisahan sehingga diperoleh rendemen minyak kelapa murni yang lebih tinggi.




DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah,N.A. 2005. Pengenalan Virgin Coconut Oil.J akarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Lay, A,dkk.2005. Teknologi Pengolahan Minyak Murni Dengan Metode Pemanasan Bertahap Dan Pengembangannya. Manado: Bali Penelitian Tanaman Kelapa Dan Palma Lain.
Rindengan, Barlina dan Novarianto, hengky. 2004. Pembuatan Dan Pemanfaatan Minyak Kelapa Murni. Jakrta : Penebar Swadaya.